Terang gelapku dihilir gemuruh
Kelamku terbelalak tak menyentuh
Sisa puing puing kuil cinta yang runtuh
Berada di pintu yang mulai rapuh
Sejenak berdiri lalu bermimpi
Dalam buaian dewa dewi
Termenung di sentuhan jari jemari
Di timang dalam nafas yang suci
Naik hati di puncak yang rindang
Menuai anggur sambil berdendang
Sejenak disuap dan disayang
Lalu diracun dan dibuang